I Love You, But I’m Letting Go.

F
2 min readJun 25, 2021

--

Hidup memang banyak kejutannya. Hari ini begini, esok entah bagaimana. Tidak ada yang tahu pasti jalannya. Begitu pula kisah kita dengan semua orang yang ada dalam hidup kita. Siapa saja bisa pulang-pergi tanpa ada yang tahu pasti.

Kali ini, ingin bercerita tentang dia yang sudah menemani selama 5 bulan belakangan ini. Dia yang baik hati. Dia yang mungkin lebih sering tersakiti daripada menyakiti. Sejujurnya tidak ada niatan untuk menyakiti pria baik ini, tapi dia bertemu aku setelah aku bangkit dari setengah mati.

Mengapa kukatakan setengah mati? Karena memang benar separuh diriku sudah mati bersamaan dengan bangkitnya aku dari masa lalu. Hatiku tidak sehangat dulu seperti sebelum setengah kematian itu terjadi.

Saat bertemu dengan pria baik ini, aku sedari awal sudah yakin tidak mampu membangun apa yang dia mungkin inginkan. Aku tidak mampu memberi dia kasih sayang seutuhnya, kepercayaan, apalagi rasa dicintai. Semua sudah diluar kapasitasku. Walaupun sudah berkali kali kukatakan padanya mengenai hal hal yang tidak dapat kuberi padanya, ia masih berdiri tegak dan kokoh, tidak mampu kuruntuhkan.

Banyak sekali ketakutan dan kekhawatiran yang membelenggu selama aku mencoba membangun sesuatu dengan pria ini, sebab setengah diriku sudah mati. Andai dia bertemu denganku sebelum itu, aku yakin masih mampu memberinya semua hal yang sekarang tidak bisa kuberikan.

Dan yang kuyakini, pernah bersamaku adalah hal yang akan disesalinya nanti saat kami sudah berpisah. Dia akan menyadari betapa bodoh dirinya sudah memberiku hampir seluruh hatinya yang tak bisa kujaga, memberiku yang terbaik dari segala yang dia miliki, menjagaku sedang aku bahkan tidak bisa sekadar memberinya setengah hatiku. Aku akan menjadi sesuatu yang dia ingin lupakan dan harapkan tidak pernah terjadi. Dia akan takut untuk memulai dengan orang baru sebab dia telah memberi terlalu banyak untuk hubungan terdahulunya dan dia menjadi tidak yakin apa dia masih akan mampu menyayangi seseorang sebanyak sebelumnya. Dia akan menjadi seperti diriku ini kelak saat perpisahan kami tiba. Dan aku benci hal itu. Aku tidak ingin membuatnya merasakan apa yang kurasakan.

Walaupun sebenarnya tidak aku pungkiri aku telah menyayanginya dan meletakkan seluruh hati dan harapanku padanya, kadang masih terselip rasa ingin melepaskannya karena aku tahu bahwa aku memiliki banyak kekurangan dan dia pantas mendapatkan yang lebih baik dari diriku.

Mungkin kami sedang di ambang perpisahan. Perpisahan ini akan jadi hal buruk untuk kami berdua, tapi apapun itu kedepannya, bagaimanapun rasa sakitnya, bukannya ini hal yang baik untuk kami berdua? Terus bersama sama hanya akan menyakitinya dan begitu pula diriku. Aku hanya ingin yang terbaik untuk kami berdua.

i love you but i’m letting go, han.

and i wish you all the good things in life, i hope you’ll recover from us safely. i was yours, truly.

--

--

F
F

Written by F

0 Followers

A dreamer. 24/7 thinking nonsense but loves to write.

No responses yet